Penggunaan gawai yang berlebihan dapat berdampak pada kondisi fisik dan psikologis anak maupun remaja. Salah satu dampak yang sering terjadi adalah kelelahan mata akibat terlalu lama menatap layar. Mata yang terpapar cahaya biru secara terus-menerus bisa terasa kering, tegang, atau buram. Untuk mencegah hal ini, anak sebaiknya beristirahat setiap 20 menit dengan mengalihkan pandangan ke arah lain selama 20 detik. Pencahayaan ruangan juga harus diperhatikan agar mata tidak bekerja terlalu keras.
Selain mata, postur tubuh juga menjadi perhatian penting. Duduk terlalu lama dengan posisi yang salah saat menggunakan gawai dapat menyebabkan nyeri leher, bahu, atau punggung. Anak-anak sebaiknya diajarkan untuk duduk tegak, menjaga jarak sekitar 30–40 cm dari layar, serta tidak menggunakan gawai sambil berbaring. Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bermain bola, atau bersepeda bisa membantu mengimbangi waktu yang dihabiskan di depan layar dan menjaga kebugaran tubuh mereka.
Dampak psikologis juga tidak kalah penting untuk diperhatikan. Paparan konten berlebihan atau tidak sesuai usia dapat memengaruhi suasana hati, pola tidur, dan kemampuan fokus anak. Gawai seharusnya tidak menggantikan interaksi sosial langsung, karena komunikasi tatap muka berperan besar dalam pembentukan empati dan keterampilan sosial. Oleh sebab itu, penting untuk menciptakan suasana rumah yang ramah komunikasi, di mana anak merasa nyaman berbicara tentang apa yang mereka lihat atau alami secara online. Dengan keseimbangan antara dunia digital dan aktivitas nyata, anak-anak dapat tumbuh dengan sehat secara fisik maupun mental.
